Dongeng Monyet, Pesan Moral di Panti Asuhan

Kabarlink.com Bismillahirrahmanirrahim salam sejahtera untuk kalian semua. Sekarang saya mau menjelaskan manfaat dari Humaniora yang banyak dicari. Artikel Yang Berisi Humaniora Dongeng Monyet Pesan Moral di Panti Asuhan Temukan info penting dengan membaca sampai akhir.
Table of Contents
JAKARTA, KABARLINK.com - Pada Minggu pagi, 27 April 2025, suasana ceria mewarnai sebuah panti asuhan di Desa Tanggulangin, Kecamatan Tegalampel, Bondowoso, Jawa Timur. Anak-anak berkumpul antusias mengikuti kegiatan mendongeng yang diselenggarakan oleh Komunitas Gerakan Mendongeng untuk Anak (Gendongan) Kabupaten Bondowoso.
Evy Yulistiowati, salah satu pendongeng dari Komunitas Gendongan, memukau anak-anak dengan adegan dialog dua monyet. Komunitas Gendongan, yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Kabupaten Bondowoso, berupaya menghidupkan kembali budaya mendongeng di masyarakat.
Kak Evy, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya mengenali kelebihan diri, baik dari segi fisik maupun karakter. Tidak apa-apa kalau saat ini tidak menemukan bukti kelebihan dirinya secara fisik, tapi nanti bisa dipraktikkan di luar kegiatan ini untuk lebih mengenali kelebihan dirinya dari segi sikap dan pemikiran atau sifat-sifat, ujarnya.
Selain Kak Evy, hadir pula pendongeng lainnya seperti Kak Holidi, Kak Yogi, Kak Ita, dan Kak Dian. Mereka bergantian membawakan cerita dongeng yang berisi pesan moral dan nilai-nilai positif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kak Holidi, misalnya, menyampaikan cerita bergambar mengenai perjuangan sahabat Rasulullah. Sementara itu, Kak Ita membahas tema pentingnya mengenal masa akil balig bagi remaja putra dan putri, dilengkapi dengan sesi bernyanyi bersama lagu Disentuh Boleh, Disentuh Tidak Boleh untuk mengajarkan anak-anak tentang perlindungan diri.
Suyitno, Ketua Yayasan Panti Asuhan Yarhima, menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai mendongeng dan penguatan literasi sangat membantu anak-anak asuhnya untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif dan mengurangi waktu bermain gawai.
Komunitas Gendongan tidak hanya aktif mendongeng di panti asuhan, tetapi juga memberikan pelatihan mendongeng untuk kaum perempuan di desa-desa, khususnya istri kepala desa dan guru PAUD atau TK. Tujuannya adalah agar mereka dapat menularkan ilmu mendongeng kepada masyarakat luas.
Kak Evy mengingatkan anak-anak tentang pentingnya tiga sikap dalam berinteraksi dengan orang lain: meminta tolong, meminta maaf, dan mengucapkan terima kasih. Ia juga mengajak anak-anak untuk menyadari kelebihan dan kekurangan diri, serta mengubah pandangan negatif menjadi positif. Misalnya, kulit berwarna gelap yang sering dianggap kekurangan, justru memiliki kelebihan dalam hal ketahanan terhadap kanker kulit.
Kegiatan mendongeng ini berlangsung santai dan akrab di areal terbuka yang rindang. Selain mendongeng, anak-anak juga diajak bermain, bernyanyi, dan mengikuti kuis berhadiah buku, menciptakan suasana ceria dan penuh gelak tawa.
Komunitas Gendongan berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk menghidupkan kembali budaya mendongeng kepada anak-anak. Mereka percaya bahwa mendongeng adalah sarana efektif untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan merekatkan hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Di tengah gempuran teknologi dan gadget, Komunitas Gendongan hadir sebagai oase yang menyegarkan, mengingatkan kita akan pentingnya interaksi langsung dan cerita-cerita bermakna dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Demikianlah dongeng monyet pesan moral di panti asuhan telah saya uraikan secara lengkap dalam humaniora Saya berharap Anda terinspirasi oleh artikel ini ciptakan peluang dan perhatikan asupan gizi. Mari berbagi informasi ini kepada orang lain. Terima kasih
✦ Tanya AI