Wapres Bersosmed: Informasi Pemerintah Lebih Memikat?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5191826/original/045943300_1745037094-gibran_demografis.jpg)
JAKARTA, KABARLINK.com - Pada tanggal 26 April 2025, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui kanal Youtube pribadinya, gibrantv, menyampaikan pandangannya mengenai hilirisasi sebagai kunci kemakmuran Indonesia. Beliau menegaskan bahwa Presiden Prabowo juga memiliki pandangan yang sama, yaitu hilirisasi harus diterapkan pada semua komoditas unggulan demi kesejahteraan rakyat.
Gibran menekankan pentingnya inventarisasi proyek-proyek hilirisasi yang strategis. Satuan Tugas (Satgas) percepatan hilirisasi telah dibentuk pada tahun ini, dan investasi terus digencarkan. Beliau juga mendorong percepatan hilirisasi yang diimbangi dengan peningkatan keterampilan angkatan kerja.
Wapres Gibran berharap masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan langsung dari sumbernya, sehingga terhindar dari informasi yang bias. Untuk itu, Indonesia membutuhkan banyak ahli dan terampil di bidang sains, teknologi, engineering, matematika, dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengisi posisi strategis dalam program hilirisasi.
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Jur Ardiantoro menjelaskan bahwa setiap pejabat publik memiliki gaya komunikasi yang berbeda, termasuk melalui rekaman video seperti yang dilakukan oleh Wapres. Menurutnya, hilirisasi sangat penting dan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam cuplikan video lain, Prabowo menyatakan perlunya membuat daftar proyek dan segera mencari dana untuk memulai hilirisasi secepat mungkin. Gibran menambahkan bahwa realisasi investasi untuk hilirisasi pada tahun 2024 mencapai Rp 407 triliun, hampir seperempat dari total investasi nasional. Investasi dan teknologi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hilirisasi.
Jur Ardiantoro menambahkan, pada tanggal 27 April 2025, bahwa penyampaian informasi melalui video oleh Wapres memungkinkan masyarakat menerima informasi yang benar dan utuh, sehingga menghindari bias. Berbagai model komunikasi dapat digunakan, asalkan pesan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
Gibran menjelaskan bahwa pemerintah telah memetakan 28 komoditas unggulan yang berpotensi mencapai lebih dari Rp 13.000 triliun pada tahun 2040. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengolah kekayaan alamnya dengan baik. Beliau mengutip pernyataan Prabowo yang bersyukur atas kekayaan sumber daya alam Indonesia, namun menekankan bahwa kekayaan saja tidak cukup.
Inti dari hilirisasi adalah pengolahan yang menghasilkan nilai tambah. Selain keuntungan dari harga jual, pengolahan juga membuka lapangan kerja, memberdayakan UMKM, menggerakkan ekonomi, dan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak, royalti, PNPB, dividen, dan bea ekspor. Gibran ingin Indonesia mencontoh negara lain, bahkan yang tidak memiliki sumber daya alam, dalam melakukan hilirisasi.
Gibran mencatat bahwa hilirisasi tidak hanya terbatas pada batubara atau minerba, tetapi juga dapat dilakukan di sektor lain seperti pertanian, kelautan, perkebunan, dan bahkan digital. Meskipun demikian, Indonesia saat ini hanya menempati urutan ke-31 sebagai pengekspor panel surya. Oleh karena itu, pendidikan dan vokasi terus dikembangkan untuk memanfaatkan bonus demografi dan membuka lapangan kerja.