Gaza di Ambang Kehausan: Krisis Air Memilukan
JAKARTA, KABARLINK.com - Jalur Gaza berada di ambang krisis air yang mengerikan, dengan Otoritas Sumber Daya Air Palestina (PWA) memperingatkan bahwa wilayah tersebut hampir mati kehausan. Kondisi ini dipicu oleh lumpuhnya layanan air minum dan sanitasi akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.
PWA menuding Israel melanggar hukum kemanusiaan internasional, mendesak penghentian segera operasi militer dan praktik pendudukan sistematis. Mereka juga menuntut pencabutan blokade dan perlindungan bagi pekerja sektor air.
Menurut pernyataan PWA, operasi militer Israel, kerusakan infrastruktur yang meluas, pemadaman listrik, dan pembatasan pasokan bahan bakar telah melumpuhkan layanan air. Akibatnya, warga Gaza hanya memiliki akses terbatas ke air bersih.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza menuduh Israel melakukan kejahatan terorganisasi terhadap lebih dari dua juta warga sipil dengan memberlakukan blokade dan membatasi bantuan kemanusiaan. Israel menutup semua jalur perlintasan Gaza selama 70 hari berturut-turut, menghalangi masuknya sekitar 39.000 truk bantuan yang membawa bahan bakar, makanan, dan pasokan medis.
PWA melaporkan bahwa 85 persen fasilitas air dan sanitasi di Gaza rusak parah. Warga hanya memiliki rata-rata tiga hingga lima liter air per orang setiap hari, jauh di bawah standar darurat minimum WHO sebanyak 15 liter. Situasi ini diperburuk oleh pembuangan air limbah yang belum diolah ke daerah permukiman dan penggunaan air asin yang tidak layak konsumsi, meningkatkan risiko kesehatan masyarakat.
Israel menutup akses ke Gaza sejak 2 Maret, setelah berakhirnya tahap pertama gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Sampai saat ini, tahap kedua gencatan senjata belum terlaksana karena belum tercapainya kesepakatan di antara kedua belah pihak.
Krisis air di Gaza semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan, menempatkan jutaan warga sipil dalam risiko besar. (Kabarlink/Ain)