BI Pangkas Suku Bunga: Rupiah Stabil, Ekonomi Bergairah?

NILAI TUKAR – Petugas memperlihatkan pecahan mata uang dolar AS dan rupiah di sebuah gerai penukaran valuta asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
JAKARTA, KABARLINK.com - Bank Indonesia (BI) mengambil langkah berani dengan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Keputusan yang diumumkan pada hari Rabu ini, merupakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Mei 2025 yang diselenggarakan pada 20-21 Mei 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi persnya menjelaskan bahwa penurunan suku bunga ini sejalan dengan upaya menjaga inflasi tetap terkendali dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global dan domestik.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyambut baik keputusan BI ini. Menurutnya, pemangkasan suku bunga acuan ini tepat untuk mendukung perekonomian domestik, terutama di tengah tekanan eksternal dan melemahnya mitra dagang utama Indonesia. Kebijakan ini tepat untuk mendukung konsumsi dan investasi domestik, ujarnya.
Selain menurunkan BI-Rate, BI juga menurunkan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. Langkah ini diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit perbankan dan meningkatkan aktivitas ekonomi.
BI juga terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valuta asing, baik melalui transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri maupun transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik.
Perry Warjiyo menambahkan bahwa BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai fundamental. Namun, BI juga akan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan BI ini juga sejalan dengan kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif namun tetap berhati-hati. Sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi menjaga stabilitas pasar keuangan, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga kecukupan likuiditas di perbankan. (Kabarlink/Ain)