Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Menggenggam Makna Idul Adha: Haji, Takbir, dan Cinta Ayah-Anak

img

SALAT IDUL ADHA - Khotib sedang berceramah di hadapan kaum muslim Jayapura yang sedang melaksanakan salah Idul Adha 1446 Hijriah, Jumat (6/6/2025), pagi


JAYAPURA, KABARLINK.com -  Kaum uslimin sekitaran Argapura berbondong-bondong menuju lapangan bola Argapura untuk menunaikan salat Idul Adha 1446 H, Jumat,(6/6/2025), pagi. Laki-laki, perempuan, orangtua, remaja, dan anak-anak bersatu dalam rasa bahagia dan kemenangan. Mereka memasuki lapangan, dan mengisi shaf secara teratur dan rapi. Suara takbir, tahlil, dan tahmid menggema ke angkasa menembus Arsy-Nya. Semoga!

Rangkaian salat Idul Adha diawali dengan penyampaian laporan dan pengumuman jumlah hewan kurban beserta nama-nama pekurban oleh Ustadz Seniman. Setelah itu, Imam Sholat Ied, Ustadz Syahrul Muhtar menyampaikan tuntunan salat, dan kemudian mengimami salat. Dua ayat pilihannya adalah sangat relevan dengan suasana dan ruh salat ied, yakni pada rakaat pertama membaca surat Al-Baqarah: 197-199, dan pada rakaat kedua membaca surat Ali-Imron: 95-97.

Bertindak selaku khotib, Ustadz H. Mudatsir Rasyid, S.Pd., M.Pd. memaparkan empat golongan haji, yaitu haji dunia, haji akhirat, haji dunia-akhirat, dan bukan haji dunia-bukan pula haji akhirat. Ia menjelaskan, “Haji dunia adalah mereka yang berhaji karena ingin gelar duniawi dan kehormatan. Haji akhirat adalah mereka yang sebenarnya belum pernah berhaji, tetapi dirinya pernah melakukan amalan yang pahalanya senilai ibadah haji. Haji dunia-akhirat adalah mereka yang berhaji karena lillahi ta’alaa. Sedangkan, golongan ke-4 adalah mereka tidak sempat ke tanah suci dan tidak pernah menunaikan amalan yang senilai dengan haji.”

Kemudian, Ustadz H. Mudatsir Rasyid, S.Pd., M.Pd menukil pendapat Ustadz Dr. H. Aydi Syam bahwa dua rakaat salat id bermakna bahwa manusia mendambakan keselamatan pada dua negeri yaitu dunia dan akhirat melaui tujuh takbir rakaat pertama dan lima takbir pada rakaat kedua. 

“Takbir pertama pada rakaat pertama, selipkan doa untuk kesucian mata. Takbir kedua, selipkan untuk kesucian dua telinga. Takbir ketiga, selipkan doa kesucian mulut. Takbir keempat, selipkan doa untuk kedua tangan. Takbir kelima, selipkan doa untuk kesucian kaki. Takbir keenam, selipkan doa untuk kesucian faraj depan. Takbir ketujuh, selipkan doa untuk kesucian faraj belakang. Dan lima takbir pada rakaat kedua, selipkan permohonan diterimanya syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji/umroh.” Demikian ia menambahkan.

Pada akhir khutbahnya, Ustadz Mudatsir (demikian sapaan akrabnya) mengurai kisah inspiratif dan edukatif dari Nabi Ibrahim as penuh taat kepada Allah dan Ismail yang patuh pada orangtua. “Wahai anakku, aku melihatmu dalam mimpiku, sungguh aku menyembelihmu nak, maka bagaimana pendapatmu?” Ismail pun menjawab, “Wahai Ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu! Insya Allah kelak engkau akan mendapatiku bagian dari orang-orang yang bersabar.” (Abu Nawas)

Demikianlah menggenggam makna idul adha haji takbir dan cinta ayahanak telah Kabarlink jelaskan secara rinci dalam peristiwa. Kabarlink berharap berita ini menambah wawasan Anda. Tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Ayo sebar informasi baik ini kepada semua. Sampai bertemu lagi dan jangan lupa cek artikel lainnya yang menarik.

© Copyright 2024 - kabarlink.com
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads