Sandera Dibebaskan? Gaza Tercekik, Trump Geram Netanyahu

JAKARTA, KABARLINK.com - Kabar terbaru dari Timur Tengah, tepatnya pada pertengahan Mei, diwarnai berbagai perkembangan signifikan terkait konflik Israel-Palestina. Utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kelanjutan operasi militer di Gaza.
Menurut laporan Channel 12 Israel, Witkoff menyampaikan kekecewaannya saat bertemu keluarga sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Ia menekankan bahwa langkah terbaik bagi Israel adalah mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera. Witkoff bahkan menuding Israel sengaja memperpanjang perang tanpa adanya kemajuan berarti.
Pernyataan keras ini muncul di tengah upaya Hamas untuk membebaskan tentara Israel-Amerika, Alexander Idan, melalui perundingan dengan pihak AS. Televisi pemerintah Israel, KAN, juga melaporkan bahwa Netanyahu telah mengkonfirmasi adanya kemungkinan kuat pembebasan Idan kepada komisi hubungan luar negeri dan pertahanan Knesset (parlemen Israel).
Namun, di balik upaya diplomatik, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Kelompok pembela HAM melaporkan adanya peningkatan kasus penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Israel dituding masih memblokade bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sejak 2 Maret, menyebabkan 2,4 juta warga Gaza terancam kelaparan.
Ketegangan antara pemerintahan Trump dan Netanyahu juga semakin terlihat. Pemerintahan Trump mengisyaratkan akan mengambil langkah sendiri dalam kebijakan Timur Tengah tanpa menunggu masukan dari Netanyahu. Bahkan, rencana kunjungan Presiden Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab pada 13-16 Mei tidak mencakup kunjungan ke Israel.
Sementara itu, Israel memperkirakan masih ada 59 sandera di Jalur Gaza, termasuk 21 yang diyakini masih hidup. Israel juga menghadapi tekanan internasional yang meningkat. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan petinggi pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serbuan militernya di wilayah tersebut.
Situasi yang kompleks ini menyoroti perlunya solusi damai yang komprehensif untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Masa depan Gaza dan nasib para sandera masih menjadi perhatian utama di tengah ketegangan politik dan kemanusiaan yang terus meningkat. (Kabarlink/Ain)