Malam Bahagia di Kota Pahlawan: Kisah Lalu Jamiri dan Luluk Setelah Wisuda Unsuri Surabaya
Suasana Kota - Lalu Jamiri dan Luluk foto bersama menikmati suasana Kota Surabaya, Sabtu, 8 November 2025.
KABARLINK.COM, SURABAYA - Malam di Surabaya terasa hangat dan penuh cahaya, Sabtu, 8 November 2025. Jalanan kota besar itu masih ramai oleh kendaraan yang lalu-lalang, seolah enggan beristirahat. Di salah satu sudut kota, sepasang suami istri, Lalu Jamiri adn Luluk, tampak menikmati malam Minggu dengan senyum bahagia, setelah seharian melewati momen bersejarah di Universitas Sunan Giri Surabaya.
Wisuda yang digelar siang tadi menjadi puncak perjalanan panjang penuh perjuangan. Para wisudawan dan wisudawati dari berbagai daerah memenuhi ballroom Hotel Dyandra Convention Center, membawa semangat dan harapan baru untuk masa depan. Suasana haru, bangga, dan bahagia menyatu dalam satu momen tak terlupakan.
Kini, setelah toga dan jubah dilepas, sebagian dari mereka telah kembali ke daerah masing-masing, membawa kenangan indah dari kota pahlawan. Namun, sebagian lainnya memilih menikmati malam di Surabaya, mengabadikan detik kebahagiaan yang tak datang dua kali.
Di antara mereka, ada pasangan yang berjalan berdua di bawah lampu kota. Lalu Jamiri, lulusan program magister hukum dengan konsentrasi kesehatan, dan istrinya, Luluk, tampak masih larut dalam kebahagiaan sederhana. Mereka menyusuri jalanan kota, menikmati udara malam dan gemerlap lampu yang menari di kaca gedung tinggi.
Bagi Lalu Jamiri, malam ini bukan sekadar malam Minggu. Ini adalah malam perayaan atas kerja keras yang akhirnya berbuah manis. Istrinya, yang selalu setia mendampingi dari masa kuliah hingga wisuda, kini menjadi saksi dari setiap langkah perjuangan.
Luluk, ibu dari anak-anak mereka, tampak tak kalah bahagia. Di matanya terpancar rasa syukur dan bangga melihat suaminya berhasil menyelesaikan pendidikan strata dua. Ia tahu, perjuangan ini bukan hanya milik sang suami, tapi juga perjuangan bersama dalam diam dan doa.
Mereka lalu duduk di lobi hotel, menikmati semilir angin malam yang masuk dari pintu kaca. Dari kejauhan, suara kendaraan terdengar berpadu dengan tawa pengunjung lain yang juga sedang menikmati akhir pekan. Surabaya malam itu seolah ikut merayakan kebahagiaan mereka.
Hotel tempat mereka menginap bukan hotel mewah, tapi cukup nyaman untuk melepas lelah. Dari lantai sembilan, pemandangan kota terlihat memukau. Lampu-lampu jalan berjejer rapi seperti bintang yang turun ke bumi, menambah suasana romantis malam Minggu.
Lalu Jamiri menatap ke luar jendela, mengenang masa-masa awal pernikahan mereka. Saat itu, perjalanan selalu dilakukan berdua, tanpa lelah dan tanpa jarak. Malam ini, kenangan itu hadir kembali, membawa rasa hangat dan syukur yang sulit diungkapkan dengan kata.
Surabaya benar-benar memanjakan siapa pun yang datang. Di setiap sudutnya tersimpan cerita tentang perjuangan, cinta, dan harapan. Kota ini menjadi saksi bahwa setiap keberhasilan selalu lahir dari ketulusan dan kesetiaan.
Ketika malam makin larut, tubuh mulai lelah dan mata pun mengantuk. Luluk akhirnya mengajak suaminya kembali ke kamar untuk beristirahat. Di sana, mereka berbagi cerita singkat sebelum terlelap, dengan hati yang masih penuh rasa syukur.
Wisuda mungkin sudah berakhir, tapi perjalanan hidup baru saja dimulai. Di luar jendela, lampu kota masih menyala, seolah memberi isyarat bahwa setiap akhir selalu menjadi awal bagi kisah yang lain.
Surabaya malam itu menjadi saksi kebahagiaan sederhana seorang lulusan magister hukum kesehatan bersama istri tercinta, yang setia menemani di setiap langkah perjuangan hingga tiba di puncak keberhasilan. (LJ)
Sekian informasi lengkap mengenai malam bahagia di kota pahlawan kisah lalu jamiri dan luluk setelah wisuda unsuri surabaya yang saya bagikan melalui humaniora Silakan manfaatkan pengetahuan ini sebaik-baiknya selalu berinovasi dalam karir dan jaga kesehatan diri. Ayo bagikan kepada teman-teman yang ingin tahu. Terima kasih
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.