Laut Indonesia: Konservasi Digenjot, Masa Depan Terjaga

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

KOLABORASI - Kementerian Kelautan dan Perikanan terusmempercepat upaya konservasi wilayah laut dengan menggandeng konsorsium MarineProtected Area (MPA) serta inisiatif Other Effective Area-based ConservationMeasures (OECM). Foto: ANTARA/ Humas KKP


JAKARTA, KABARLINK.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng konsorsium Marine Protected Area (MPA) dan Other Effective Area-based Conservation Measures (OECM) untuk mempercepat perlindungan laut Indonesia. Kolaborasi ini diwujudkan melalui Simposium MPA dan OECM Indonesia 2025 yang berlangsung selama dua hari di IPB International Convention Center, Bogor.

Simposium ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk bertukar pikiran dan memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi laut. Berbagai topik strategis dibahas, termasuk penguatan tata kelola kawasan konservasi, peran MPA dalam melindungi biodiversitas dan mitigasi perubahan iklim, pemanfaatan teknologi dan kolaborasi ilmiah dalam pemantauan kawasan, serta peran OECM dalam mendukung konservasi laut di luar kawasan formal.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, menyatakan bahwa sinergi dengan berbagai pihak terus digalang untuk mencapai target perluasan kawasan konservasi. Saat ini, luas kawasan konservasi perairan Indonesia telah mencapai 29,9 juta hektar, mendekati target nasional sebesar 32,5 juta hektare pada tahun 2030.

Ketua Konsorsium MPA dan Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia, Imam Musthofa Zainudin, menambahkan bahwa simposium ini juga menjadi ajang penghargaan bagi pengelola kawasan konservasi dan OECM yang telah berkontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir. WWF-Indonesia sendiri mendukung penetapan dan pengelolaan sekitar 5,3 juta hektare atau 18,3 persen dari total kawasan konservasi formal nasional, serta aktif menginisiasi pembentukan OECM di beberapa wilayah perairan.

Konsorsium MPA terdiri dari WWF Indonesia, Coral Triangle Center (CTC), RARE Indonesia, Konservasi Indonesia, Pesisir Lestari (Pelestari), dan Rekam Nusantara. Kegiatan kolaboratif ini didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menekankan bahwa perluasan kawasan konservasi merupakan strategi utama dalam menjaga kelestarian biota laut. KKP menargetkan percepatan perluasan kawasan laut dilindungi seluas 30 persen atau 97,5 juta hektare sampai tahun 2045. Selain itu, KKP juga berupaya memulihkan ekosistem perairan dalam rangka menjaga laut sehat dan produktif untuk ketahanan pangan biru, kualitas kehidupan, dan mengatasi dampak perubahan iklim.

Simposium ini menjadi ruang untuk menyampaikan perkembangan, tantangan, serta pembelajaran dari berbagai pendekatan pengelolaan, termasuk inisiatif komunitas yang belum diakui secara formal namun memiliki kontribusi besar dalam pelestarian ekosistem laut. (Kabarlink/Ain)

Type above and press Enter to search.