Iran-Israel: 12 Hari Berdarah, Diplomasi Terkhianati?

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

Potret Diplomasi - Seyed Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran. Foto: ANTARA/Xinhua/aa.


JAKARTA, KABARLINK.COM - Ketegangan tinggi mewarnai Timur Tengah pada Juni 2025, di mana konflik sengit selama 12 hari pecah antara Israel dan Iran. Eskalasi bermula pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara yang menyasar instalasi militer, nuklir, dan infrastruktur sipil di Iran. Serangan ini, menurut Kementerian Kesehatan Iran, mengakibatkan sedikitnya 606 jiwa melayang dan lebih dari 5.332 orang mengalami luka-luka.

Tak tinggal diam, Teheran membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rentetan rudal dan drone ke wilayah Israel. Universitas Ibrani Yerusalem mencatat bahwa serangan balasan ini menyebabkan setidaknya 29 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada Kamis, 26 Juni, menegaskan bahwa Iran belum mengambil keputusan apapun terkait perundingan nuklir dengan Amerika Serikat. Belum ada pengaturan apapun untuk putaran baru pembicaraan tidak langsung dengan AS sejauh ini, tegasnya.

Araghchi menyoroti pengalaman pahit Iran dalam negosiasi sebelumnya dengan AS, terutama ketika Washington justru mendukung serangan Israel terhadap Iran, bahkan melancarkan serangan udara langsung ke fasilitas nuklir Iran. Ketika peristiwa tertentu terjadi, mereka memaksakan perang dan membiarkan rezim kriminal Zionis (Israel) untuk melakukan serangan, ujarnya.

Menanggapi klaim Presiden AS Donald Trump tentang rencana pertemuan dengan Iran, Araghchi membantahnya. Pernyataan mereka penuh dengan kontradiksi, katanya kepada televisi pemerintah.

Araghchi juga menuduh AS telah mengkhianati diplomasi selama perundingan sebelumnya. Dalam negosiasi terakhir, mereka mencoba memancing kami untuk menyerahkan hak-hak bangsa kami, ungkapnya. Pengalaman ini, menurutnya, akan memengaruhi keputusan Iran di masa mendatang terkait negosiasi.

Konflik yang memanas ini akhirnya mereda dengan gencatan senjata yang disponsori oleh AS, yang mulai berlaku pada 24 Juni. Meski demikian, diplomasi terus berjalan, dan saya masih berkomunikasi dengan beberapa menteri luar negeri, pungkas Araghchi. (Ain)

Type above and press Enter to search.