Berkah Muharam di Tengah Kesulitan: Pekerja Informal di Lombok Timur Sambut Festival dengan Syukur

Fahmi (40), seorang juru parkir yang kelimbahan berkah rezeki dari peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/6/2025). Foto: Kabarlink.com/Lalu Jamiri.
LOMBOK TIMUR, KABARLINK.COM - Di tengah gelapnya tantangan ekonomi yang menghimpit masyarakat kelas bawah, secercah cahaya datang dari momentum keagamaan. Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, membawa berkah tersendiri bagi para pekerja informal yang selama ini hidup dari pekerjaan serabutan.
Pada Minggu (29/06/25), fahmi (40), juru parkir di kawasan Lapangan Nasional Selong. Sejak pagi hari, ia tampak sibuk mengatur kendaraan para warga yang datang menghadiri rangkaian kegiatan Muharram Festival yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
"Kami ini tidak punya pekerjaan tetap. Cari uang sangat sulit, apalagi belakangan harga-harga naik. Tapi saat ada acara seperti ini, kami merasa sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan harian,” ungkap Taufik.
Festival Muharram yang digelar secara meriah oleh Bupati Lombok Timur bersama jajarannya menghadirkan berbagai kegiatan: dari pawai budaya Islami, tabligh akbar, hingga bazar rakyat.
Masyarakat pun tumpah ruah ke lapangan, menciptakan efek ekonomi berganda—terutama bagi para juru parkir, pedagang kaki lima, hingga petugas kebersihan yang bekerja di balik layar.
Maman (39), teman Taufik yang juga bekerja sebagai juru parkir, turut merasakan manfaat kegiatan ini. "Ini sangat membantu sekali. Kami bisa ikut merasakan rezeki dari kegiatan keagamaan. Semoga ke depan acara seperti ini terus digelar, supaya kami bisa tetap berkontribusi, baik langsung maupun tidak langsung,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur secara terbuka memberikan apresiasi terhadap para pekerja informal yang selama ini menjadi penopang kegiatan publik.
Dalam suasana keagamaan seperti ini, mereka tak hanya menjalankan tugas teknis, tapi juga menjaga keteraturan dan kenyamanan bersama.
Muharram Festival juga menjadi penanda kembalinya tradisi publik yang sempat vakum di masa pemerintahan sebelumnya. “Dulu kegiatan seperti ini ditiadakan. Sekarang, alhamdulillah, kami merasa diperhatikan,” kata fahmi.
Adanya perayaan muharram ini kami sangat merasakan sekali nilai spiritualnya dan kami juga dapat tambahan Rizki melalui parkir. Ketika doa-doa dipanjatkan denyut ekonomi rakyat kecil pun berdenyut kembali di bumi. Bagi Fahmi dan ribuan warga lainnya, ini bukan sekadar festival melainkan harapan. (Lalu Jamiri)