Rudal Houthi Lumpuhkan Bandara Israel: Kegagalan Sistem Pertahanan?

JAKARTA, KABARLINK.com - Gelombang ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Pada tanggal 4 April lalu, sebuah insiden mengejutkan terjadi di Israel, tepatnya di wilayah Bandara Ben Gurion. Sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman dilaporkan menghantam area vital tersebut, menyebabkan aktivitas di bandara utama Israel itu terhenti selama 30 menit.
Sebelumnya, pada tanggal 2 Mei, kelompok Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan telah menembakkan rudal balistik hipersonik ke Bandara Ben Gurion sebagai balasan atas serangan Israel terhadap bandara internasional di Sanaa, ibu kota Yaman. Klaim ini menambah kompleksitas situasi yang sudah tegang.
Menurut laporan The Times of Israel pada Jumat, 9 Mei, sistem pertahanan rudal THAAD milik Amerika Serikat mengalami kegagalan untuk kedua kalinya dalam upaya mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi. Kegagalan ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas sistem pertahanan yang selama ini diandalkan.
Lebih lanjut, dilaporkan bahwa sistem pertahanan udara Hetz milik Israel juga tidak berfungsi saat serangan terjadi. Kondisi ini semakin memperburuk situasi dan meningkatkan kekhawatiran akan keamanan wilayah tersebut. Tentara Israel menyatakan sedang melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini, termasuk upaya pencegatan yang gagal.
Insiden ini menjadi sorotan dunia, mengingat implikasinya terhadap stabilitas regional. Kegagalan sistem pertahanan rudal, baik milik AS maupun Israel, menimbulkan tanda tanya besar tentang kemampuan melindungi diri dari serangan rudal. Perkembangan ini tentu akan memengaruhi dinamika politik dan keamanan di Timur Tengah dalam beberapa waktu ke depan. Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan kelompok Houthi Yaman terus menjadi sumber ketidakstabilan di kawasan tersebut. (Kabarlink/Ain)