Prabowo: Gizi Anak, Kunci Indonesia Emas 2045

JAKARTA, KABARLINK.com - Menteri PPN/Bappenas, Rachmat Pambudy, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tengah merancang fondasi bagi Indonesia Emas 2045, dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu pilar utamanya.
Dalam sebuah acara di Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Rachmat Pambudy menekankan pentingnya pemenuhan gizi sebelum fokus pada pendidikan dan pembinaan anak-anak. Presiden Prabowo mengajak kita untuk menorehkan sejarah dengan meletakkan dasar-dasar Indonesia Emas 2045, ujarnya.
Menurut Kepala Bappenas tersebut, asupan makanan bergizi memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan hingga kecantikan wajah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa makanan memengaruhi postur tubuh, kecerdasan, serta kemampuan fisik dan kognitif.
Lebih lanjut, Rachmat Pambudy mengutip riset dari seorang Guru Besar Universitas Indonesia yang mengungkapkan bahwa makanan juga berpengaruh terhadap perilaku manusia. Oleh karena itu, pemberian makanan bergizi menjadi langkah krusial dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Sebelum kita mendidik, menyehatkan, atau mengarahkan anak-anak kita, berilah mereka makan bergizi yang cukup, tegas Rachmat. Ia mencontohkan perubahan positif pada penampilan masyarakat Jepang sebagai bukti nyata pengaruh makanan.
Menteri PPN juga menyoroti pentingnya mengatasi masalah kekurangan gizi di Indonesia, yang tercermin dalam statistik yang mengkhawatirkan, seperti 180 juta orang tanpa kecukupan gizi, 50 ribu bayi lahir cacat setiap tahun, 1 juta orang terpapar TBC, dan 100 ribu orang meninggal dunia akibat TBC setiap tahunnya.
Program MBG diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Jika ada yang bertanya mengapa harus memberi makan, bukan pekerjaan, itu tidak akan cukup untuk mengatasi persoalan kekurangan gizi, jelas Rachmat.
Rachmat Pambudy menyimpulkan bahwa program MBG merupakan bagian dari upaya Presiden Prabowo untuk menciptakan sejarah dan meletakkan dasar bagi Indonesia Emas 2045. Setiap presiden memiliki sejarahnya sendiri, dan kita sedang bersama-sama kepemimpinan presiden untuk beberapa tahun ke depan, sedang membuat sejarah baru, pungkasnya.