Lok Baintan: Mentari Pagi, Rezeki di Sungai

PASAR TERAPUNG – Suasana di Pasar Terapung Lok Baintan yang ramai aktivitas pedagang dan wisatawan sambil berperahu. Foto: ANTARA/Firman
JAKARTA, KABARLINK.com - Mentari pagi belum sepenuhnya menyinari bumi Kalimantan Selatan, namun Acil Muna, seorang pedagang Pasar Terapung Lok Baintan, sudah sibuk menata dagangannya di atas jukung kecilnya. Pukul 05.00 WITA, aktivitas di pasar terapung yang ikonik ini mulai menggeliat.
Usai menunaikan ibadah Subuh di rumahnya yang sederhana, yang berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Pasar Terapung Lok Baintan, Acil Muna dengan cekatan mendayung perahunya. Setiap hari seperti ini, sudah menjadi rutinitas, ujarnya sambil tersenyum.
Pasar Terapung Lok Baintan, yang terletak di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, bukan hanya menjadi pusat perputaran ekonomi masyarakat setempat, tetapi juga magnet bagi wisatawan. Pengunjung datang dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, untuk merasakan pengalaman unik berbelanja di atas air.
Aneka barang dijajakan di atas jukung-jukung yang berjejer rapi. Mulai dari buah-buahan segar, kue tradisional, camilan, hingga makanan khas Banjar seperti soto Banjar dan nasi kuning ikan haruan. Tak ketinggalan, suvenir seperti tas purun juga menjadi incaran wisatawan sebagai oleh-oleh.
Pengalaman berbelanja di Pasar Terapung Lok Baintan memang berbeda. Wisatawan akan merasakan sensasi diserbu oleh pedagang berperahu yang menawarkan dagangan sambil berpantun. Pantun ini untuk menghibur pembeli, sekaligus menarik perhatian, kata Acil Muna.
Bagi sebagian pengunjung, berbelanja di pasar ini bukan hanya soal kebutuhan, tetapi juga wujud dukungan kepada para pedagang kecil. Kami senang jika dagangan kami laku, apalagi kalau banyak yang beli, ungkap Acil Muna. Jika beruntung, ia bisa mengantongi pendapatan hingga Rp500 ribu atau lebih dalam sehari.
Pasar Terapung Lok Baintan bukan sekadar tempat jual beli, tetapi juga cerminan budaya dan kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan yang unik dan patut dilestarikan. (Kabarlink/Ain)