Komisi III DPR: Buru Peneror Saudi Airlines!
Legislator DPR – Anggota Komisi III DPR RI, Habiburokhman, saat menghadiri agenda resmi parlemen.
JAKARTA, KABARLINK.com - Ancaman bom terhadap pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 yang membawa 442 jemaah haji asal Jakarta, menggemparkan otoritas penerbangan dan keamanan Indonesia. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengonfirmasi bahwa ancaman tersebut diterima melalui email yang dikirimkan ke perusahaan maskapai.
Menanggapi ancaman serius ini, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri segera bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan mendalam. Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan bahwa ancaman tersebut berasal dari luar negeri. Kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri, apakah ancaman dari luar negeri? Kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi, ujarnya pada Rabu, 17 Juni 2025.
Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, mendesak agar pelaku ancaman bom segera ditangkap dan diproses hukum. Lalu juga tindak lanjutnya Bareskrim, saya dengar sudah langsung terdeteksi pelakunya kalau enggak salah dari India, ungkap Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F., menjelaskan bahwa PT. Angkasa Pura Indonesia telah melaporkan adanya ancaman bom yang dikirimkan melalui email pada pukul 07.30 WIB. Email tersebut berisikan ancaman orang yang tidak dikenal yang akan meledakkan pesawat milik Saudia Airlines SV 5276, dengan rute Jeddah – Jakarta atau Bandar Udara Soekarno Hatta, jelas Lukman dalam siaran resmi tertulisnya, Selasa, 17 Juni 2025.
Sebagai respons cepat, Bandara Udara Soekarno-Hatta mengaktifkan Ruang EOC (Emergency Operation Center) sebagai pusat komando dan pengendalian penanggulangan keadaan darurat. Langkah-langkah penanganan terhadap ancaman bom di dalam pesawat udara segera diambil dengan melibatkan Komite Keamanan Bandar Udara Soekarno Hatta.
Lukman menambahkan bahwa Indonesia menjalin kerja sama erat dengan Interpol untuk menindaklanjuti kasus ini secara maksimal, meskipun pelaku berada di luar negeri. Tapi kan tentu kita punya hubungan kerja sama dengan Interpol untuk ditindaklanjuti maksimal, jadi enggak bisa dianggap remeh, tegasnya.
Pihak berwenang menekankan bahwa kasus ancaman bom ini tidak bisa dianggap remeh, mengingat objek yang diancam adalah aset milik Arab Saudi yang berada di Indonesia. Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap motif dan jaringan di balik ancaman teror ini. (Kabarlink/Ain)
Begitulah komisi iii dpr buru peneror saudi airlines yang telah saya uraikan secara menyeluruh dalam politik Semoga tulisan ini membantu Anda dalam kehidupan sehari-hari selalu berinovasi dalam pembelajaran dan jaga kesehatan kognitif. Ayo ajak orang lain untuk membaca postingan ini. jangan lewatkan artikel lain yang bermanfaat di bawah ini.
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.