Jatim Gempar: Buronan Interpol, Sabu Lima Triliun!

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

Identitas Dewi Astutik. Foto: tangkapan layar video viral


PONOROGO, KABARLINK.com - Warga Dusun Sumber Agung, Desa Balong, Ponorogo, digegerkan dengan kabar seorang wanita yang pernah tinggal di desa mereka, Dewi Astutik, disebut-sebut sebagai buronan BNN dan Interpol dalam kasus penyelundupan narkoba internasional.

Kantor Imigrasi Ponorogo bergerak cepat dengan menggelar rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) untuk memperketat pengawasan di wilayah Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek. Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, mengungkapkan bahwa rapat ini merupakan respons atas kasus yang melibatkan Dewi Astutik.

Menurut Happy, Dewi Astutik diduga kuat menyamar sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk menutupi aktivitasnya sebagai kurir narkoba. Kalau yang bersangkutan (Dewi Astutik) sebetulnya mengaku-ngaku TKI, dia di sana tugasnya mencari kaki tangan untuk jadi kurir, sebenarnya bukan real TKI, tegas Happy, Kamis (29/5).

Kepala Dusun Dukuh Sumber Agung, Gunawan, memastikan bahwa Dewi Astutik bukan warga asli dusunnya, meskipun alamatnya terdaftar di Balong. Kalau yang namanya Dewi Astutik itu bukan warga sini, tapi kalau alamatnya Balong, memang benar, ujar Gunawan, Rabu (29/5/2025).

Dewi Astutik diduga terlibat dalam penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun dan sempat viral di media sosial sebagai otak di balik sindikat narkoba jaringan Fredy Pratama. Happy menambahkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan BNN untuk mengusut tuntas kasus ini.

Kasus ini menjadi perhatian serius dan memicu peningkatan kewaspadaan terhadap aktivitas mencurigakan yang melibatkan orang asing di wilayah Ponorogo dan sekitarnya. Imigrasi Ponorogo berkomitmen untuk terus memperkuat pengawasan dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberantas peredaran narkoba. (Kabarlink/Ain)

Type above and press Enter to search.