Gaza: Lansia, Kelaparan, dan Mimpi Damai Terkubur

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

GAZA BERDUKA – Warga Palestina menangisi serangan udara Israel yang menghantam sekolah tempat pengungsian sipil di Kota Gaza, 20 Mei 2025. Xinhua/Mahmoud Zaki/ant


JAKARTA, KABARLINK.com - Di tengah konflik yang berkecamuk di Gaza, lansia menjadi kelompok yang paling rentan. Mereka berjuang untuk bertahan hidup di tengah kelaparan, pengungsian yang tak berkesudahan, dan minimnya akses ke perawatan medis.

Ibrahim Abu Naji, seorang pengungsi, setiap hari terbangun di atas alas tidur kardus tipis di sebuah ruang kelas yang disulap menjadi tempat penampungan di Gaza City. Di luar, suara ledakan mengguncang langit-langit, menjadi pengingat konstan akan bahaya yang mengintai.

Dalal al-Naji (84), dari Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, meringkuk di balik selimut tipis di rumahnya yang hancur. Suaranya bergetar saat menceritakan pengalaman pahit migrasi paksa. Kami tidak sanggup mengantre berjam-jam untuk makanan, ujarnya dengan nada putus asa. Yang saya inginkan hanyalah malam yang tenang, tanpa suara pesawat di atas kepala, tanpa rasa takut atap akan runtuh.

Naima al-Naji (72), pengungsi lainnya, berbagi kisah pilunya tentang perjuangan mendapatkan makanan dan obat-obatan. Tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, dan tidak ada sanitasi yang layak, keluhnya.

Mohammed al-Majayda (75), dari Khan Younis, mengenang pengungsian pertamanya saat perang tahun 1967. Pengalaman traumatis ini kembali menghantuinya di usia senja.

Kondisi lansia semakin diperburuk oleh ketiadaan obat-obatan, pemadaman listrik, dan kekurangan air bersih. Banyak dari mereka yang kehilangan keluarga atau terpisah akibat pengungsian dan penangkapan.

Mohammed Abu Jamea, seorang relawan amal, mengungkapkan keprihatinannya. Setiap hari, banyak lansia datang dengan kondisi kelelahan akibat kelaparan dan kelelahan. Banyak yang pingsan karena tekanan psikologis dan pengabaian, ujarnya. Mereka menginginkan rumah, obat-obatan untuk meringankan rasa sakit, dan kedamaian agar tidak dibom saat tidur.

Abu Jamea menambahkan, Di penghujung hidup mereka, mereka berharap untuk beristirahat. Namun, yang mereka hadapi adalah awal dari bencana baru. Namun, kami tidak akan meninggalkan tanah kami.

Kisah-kisah ini adalah cerminan dari penderitaan yang dialami oleh ribuan lansia di Gaza. Mereka adalah korban tak berdosa dari konflik yang berkepanjangan, yang merampas hak mereka atas kehidupan yang layak dan damai. 

Tabel: Tantangan yang Dihadapi Lansia di Gaza

TantanganDampak
KelaparanMalnutrisi, kelemahan fisik, penyakit
PengungsianKehilangan tempat tinggal, trauma psikologis, isolasi sosial
Kurangnya Perawatan MedisPenyakit kronis yang tidak terkontrol, kematian
Kekurangan Air Bersih dan SanitasiPenyebaran penyakit, infeksi

Type above and press Enter to search.