UMKM Lombok Timur Terbukti Tangguh! Menjadi Penopang Ekonomi di Masa Krisis

Pejabat Kabupaten Lombok Timur - Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur, H.Moh. Safwan, SE. Foto diambil pada Kamis (14/8/2025) di ruang kerjanya.
KABARLINK.COM - Ketangguhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lombok Timur telah terbukti ketangguhannya. Di tengah krisis, sektor ini menjadi penopang utama perekonomian daerah. Pada puncak pandemi COVID-19, ketika sebagian besar sektor ekonomi lain melambat bahkan menurun drastis, UMKM justru bertahan dan beradaptasi.
"UMKM kita tidak pernah patah semangat. Saat semua sektor mengalami tekanan, UMKM justru berdiri di depan untuk menggerakkan roda ekonomi," hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur, H.Moh. Safwan, SE, Kamis (14/8/2025).
Strategi pemasaran telah diubah oleh pelaku UMKM dari sistem offline menjadi sistem online. Sehingga, keberlangsungan usaha dapat dipertahankan dan mata pencaharian masyarakat tetap dapat diselamatkan. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi telah menjadi kekuatan utama pelaku UMKM dalam menghadapi situasi penuh keterbatasan.
Berdasarkan data pada Dinas Koperasi dan UKM, jumlah pelaku UMKM yang terdata manual sebanyak 26 ribuan lebih. UMKM telah tercatat di Lombok Timur dengan pertumbuhan sekitar 1.000 lebih UMKM baru setiap tahunnya.
Jika data Sistem Informasi Data Terpadu (SIDT) dijadikan acuan, jumlah UMKM telah mencapai 73 ribuan lebih. Pendataan ini merupakan UMKM yang menetap, tidak mendata pedagang keliling, pedagang bakulan, dan usaha mikro kategori pertanian, pertambangan. Meskipun demikian, kontribusi mereka terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.
Penguatan UMKM telah diarahkan pada berbagai sektor utama, termasuk pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Dampak positifnya dapat dirasakan melalui pembukaan lapangan kerja, terjaganya perputaran ekonomi daerah, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini masih ada kendala dalam pendataan. Terutama terkait besarnya biaya input data yang mencapai Rp20.000 per UMKM. "Pendataan yang akurat itu penting, tapi memang biayanya besar. Kami tetap berupaya mencari solusi agar semua UMKM bisa terdata dengan baik," tambah H. Safwan.
Upaya perbaikan sistem pendataan terus dilakukan. Dengan data yang lebih terintegrasi, program bantuan, pelatihan, dan pembiayaan diharapkan dapat disalurkan dengan lebih efektif. Langkah ini diyakini akan memperkuat daya saing UMKM di pasar lokal maupun nasional.
Selain penguatan data, peningkatan kapasitas pelaku UMKM juga telah dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi akses permodalan. Sertifikasi halal, peningkatan kualitas kemasan, pemasaran digital, serta inovasi produk telah difasilitasi untuk memperluas peluang pasar, termasuk peluang ekspor.
Kerja sama antara pemerintah daerah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat diharapkan dapat menjaga keberlangsungan UMKM di Lombok Timur. Dengan demikian, posisi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian daerah akan semakin kokoh. "Kalau UMKM kita kuat, ekonomi daerah juga akan kuat. Karena itu, penguatan UMKM harus menjadi prioritas bersama," tegas H. Safwan di akhir pernyataannya.
Pada akhirnya, pengembangan UMKM di Lombok Timur diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi terciptanya perekonomian yang inklusif, berdaya tahan tinggi, dan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat dirasakan secara merata di seluruh wilayah. (LJ)