Pilihan Terapi Non-Bedah untuk Peyronie's Disease oleh Dokter Spesialis
JAKARTA, KABARLINK.com - Penyakit Peyronie, sebuah kondisi yang menyebabkan kurvatura abnormal pada penis, dapat menimbulkan kekhawatiran signifikan bagi pria. Untungnya, berbagai pilihan terapi non-bedah tersedia untuk membantu mengatasi kondisi ini tanpa harus menjalani operasi invasif. Dokter spesialis memiliki peran penting dalam menentukan pendekatan terbaik untuk setiap individu.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah terapi injeksi. Dokter dapat menyuntikkan obat langsung ke plak atau jaringan parut yang menyebabkan kurvatura. Obat-obatan seperti kolagenase dapat membantu memecah plak dan mengurangi kelengkungan. Prosedur ini biasanya dilakukan secara bertahap selama beberapa sesi.
Selain injeksi, terapi oral juga dapat menjadi pilihan. Beberapa obat, seperti pentoxifylline, telah menunjukkan potensi dalam mengurangi peradangan dan fibrosis yang terkait dengan penyakit Peyronie. Namun, efektivitas terapi oral dapat bervariasi antar individu.
Perangkat traksi penis adalah pilihan non-invasif lainnya. Perangkat ini bekerja dengan memberikan peregangan lembut dan berkelanjutan pada penis, yang dapat membantu meluruskan kurvatura dari waktu ke waktu. Penggunaan perangkat traksi memerlukan komitmen dan disiplin dari pasien.
Terapi gelombang kejut (ESWT) adalah prosedur non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk merangsang penyembuhan dan mengurangi nyeri pada area yang terkena. Meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dipahami, ESWT telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam beberapa penelitian.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk menentukan pilihan terapi non-bedah yang paling sesuai. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat keparahan kurvatura, durasi kondisi, dan preferensi pasien. Dengan pendekatan yang tepat, banyak pria dengan penyakit Peyronie dapat mengalami perbaikan signifikan tanpa perlu operasi.
Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Tanggal Pembaruan: 16 Mei 2024. (Kabarlink/Ain)