Opium: Sejarah Panjang, Antara Obat dan Ancaman

ILUSTRASI - Sejarah panjang opium dalam dunia medis sejak era kuno hingga ada penyalahgunaan di era modern. Pelajari manfaat potensial dan bahaya adiksi yang mengintai di balik tanaman kontroversial ini. (Ilustrasi: antara.com)
KABARLINK.com - Di balik kelopak bunga opium (Papaver somniferum) yang memesona, tersembunyi sejarah panjang penyalahgunaan zat adiktif yang memprihatinkan. Tanaman poppy ini, yang telah dikenal sejak 7.000 tahun lalu, menyimpan potensi bahaya jika disalahgunakan.
Sejarah mencatat, opium telah digunakan sejak lama. Bukti arkeologis bahkan ditemukan di situs pemakaman Neolitik dekat Barcelona. Pada masa kejayaan Kekhalifahan Abbasiyah, opium diolah menjadi pil dan salep untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kusta.
Sarjana Arab pada masa itu, seperti al-Kindi dan al-Razi, berperan penting dalam menjadikan opium sebagai bagian dari pengobatan medis. Mereka mencatat dosis yang tepat dan teknik penggunaannya sebagai anestesi umum. Opium kemudian menyebar ke Kekaisaran Persia dan Mughal. Kaisar Jahangir dari Dinasti Mughal bahkan dikenal sebagai pengguna berat opium dan anggur, yang sayangnya berdampak buruk pada pemerintahannya.
Pada abad ke-17, opium kembali populer di Eropa melalui laudanum, sebuah larutan opium dalam alkohol yang dikembangkan oleh dokter Inggris, Thomas Sydenham. Ia meyakini bahwa tidak ada obat lain yang lebih manjur dan universal dari opium dalam meredakan dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Opium dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, seperti dihisap, disuntikkan secara intravena, atau ditelan dalam bentuk pil. Efek yang ditimbulkan adalah euforia atau perasaan senang yang tinggi dalam waktu singkat, disertai rasa rileks dan hilangnya rasa sakit. Namun, di balik efek sesaat tersebut, tersembunyi bahaya overdosis yang mengintai. Gejala overdosis opium meliputi pernapasan lambat, kejang, pusing, kelemahan ekstrem, kehilangan kesadaran, koma, hingga kematian.
Penyalahgunaan opium sering kali melibatkan kombinasi dengan zat lain, seperti Black (gabungan ganja, opium, dan metamfetamin) atau Buddha (ganja yang dicampur opium). Kombinasi ini tentu saja meningkatkan risiko dan dampak negatif bagi kesehatan.
Penyalahgunaan opium merupakan masalah serius yang memerlukan penanganan komprehensif. Pemerintah dan lembaga terkait terus berupaya membatasi peredaran narkotika, termasuk yang berbahan dasar opium, melalui pendekatan hukum dan kesehatan masyarakat. Edukasi, pencegahan, dan rehabilitasi bagi para korban menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ini.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap bahaya narkotika, sekaligus memahami bahwa tidak semua yang tampak indah dapat membawa kebaikan. Opium adalah contoh nyata bagaimana tanaman yang menawan dapat berubah menjadi ancaman kesehatan ketika disalahgunakan. Sebuah ladang opium terlihat saat matahari terbenam di Villers-Plouich, Prancis, pada 20 Mei 2022, menjadi pengingat visual akan potensi bahaya yang tersembunyi. (Kabarlink/Ain)