Mudik Lebaran Rawan Tsunami? Ini Antisipasinya!

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

YOGYAKARTA, KABARLINK.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengeluarkan peringatan dini terkait potensi tsunami di pesisir selatan Indonesia, termasuk wilayah Jalan Underpass Lintas Selatan Kulonprogo, Yogyakarta. Peringatan ini menjadi perhatian serius, terutama menjelang arus mudik Lebaran 2025.

Menanggapi hal ini, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Agus Suryo Nugroho, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana alam, termasuk potensi tsunami, selama periode mudik Lebaran. Dari CB netral, dari CB kuning, merah, sampai kontingensi, kita sudah persiapkan semuanya, ujarnya, menekankan kesiapan personel dan peralatan.

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyarankan agar kementerian teknis menerapkan sistem buka tutup lalu lintas pada ruas jalan masuk ke underpass tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan kendaraan di dalam terowongan, yang juga berfungsi sebagai mitigasi jika tsunami terjadi. Saling melengkapi, kata Dwikorita, menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga.

Di sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan teknologi radar canggih untuk memantau gelombang laut. Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Yuyu Wahyu, menjelaskan bahwa radar ini akan menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk menghasilkan profil gelombang permukaan yang akurat. Oleh karena itu, studi dan pengembangan radar sebagai pendeteksi gelombang tinggi dan tsunami di Indonesia perlu mulai dilakukan, sebut Yuyu.

Anggota Komisi V DPR RI, Edi Purwanto, menekankan pentingnya persiapan matang dalam menghadapi potensi tsunami. Kedua, peringatan dini harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga masyarakat sudah siap mengantisipasi, katanya. Ia juga menambahkan bahwa koordinasi dengan berbagai stakeholder seperti BNPB dan Basarnas sangat krusial.

Ketua Tim Humas BMKG DIY Stasiun Geofisika Sleman, Ayu K Ekarsti, menjelaskan bahwa wilayah pesisir selatan Yogyakarta memang rawan tsunami karena adanya Sesar Opak. Di Yogyakarta ada Sesar Opak, tsunami merupakan bencana ikutan yang diakibatkan gempa besar yang bersumber dari pergerakan lempeng di laut, jelasnya.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada, serta memperhatikan rambu-rambu evakuasi yang telah dipasang. Pemerintah daerah dan lembaga terkait terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana tsunami.

Type above and press Enter to search.