Idul Adha: Kurban, Ikhlas, dan Unta di Timur Tengah

JAKARTA, KABARLINK.com - Idul Adha, momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia, dirayakan dengan penyembelihan hewan kurban. Lebih dari sekadar tradisi, ibadah ini adalah napak tilas keikhlasan Nabi Ibrahim AS yang rela mengurbankan putranya, Ismail AS, atas perintah Allah SWT.

Lazimnya, domba, kambing, sapi, dan unta menjadi pilihan utama hewan kurban. Namun, tahukah Anda bahwa Islam memberikan kelonggaran? Jenis hewan ternak lain pun diperbolehkan, asalkan memenuhi syarat syariat yang ketat. Syarat tersebut meliputi usia hewan, kondisi fisik yang prima, dan bebas dari cacat yang signifikan.

Sejarah mencatat, domba memiliki tempat istimewa dalam kisah kurban. Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah, domba inilah yang menjadi pengganti Nabi Ismail. Sebuah simbol pengorbanan dan kasih sayang Ilahi yang tak ternilai harganya.

Di berbagai belahan dunia, tradisi kurban memiliki ciri khasnya tersendiri. Di Timur Tengah, misalnya, unta menjadi hewan kurban yang umum dijumpai. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis dan budaya yang mendukung keberadaan unta.

Syarat sah hewan kurban meliputi usia yang cukup (ditandai dengan pergantian gigi), serta kondisi fisik yang sehat dan tanpa cacat. Cacat yang membuat hewan tidak sah sebagai kurban antara lain telinga atau ekor yang terputus. Cacat ringan seperti tanduk patah tidak membatalkan kurban, namun sebaiknya dihindari.

Menjelang Idul Adha, umat Islam berbondong-bondong mempersiapkan hewan kurban. Lebih dari sekadar memenuhi kewajiban agama, ibadah ini adalah wujud syukur atas nikmat Allah SWT dan kepedulian terhadap sesama. Daging kurban dibagikan kepada yang membutuhkan, mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan semangat berbagi.

Tradisi ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Muslim di seluruh dunia. Idul Adha bukan hanya tentang penyembelihan hewan, tetapi juga tentang keikhlasan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. (Kabarlink/Ain)