G7 Bahas Ukraina, Indo-Pasifik: Perdamaiankah Solusinya?

KANADA, KABARLINK.com - Para menteri luar negeri dari negara-negara G7 telah berkumpul di sebuah resor di Kanada pada hari Rabu, 12 Maret, untuk membahas isu-isu global krusial, mulai dari konflik di Ukraina hingga strategi menghadapi pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Pertemuan ini menjadi ajang penting bagi para diplomat dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa untuk berdiskusi secara komprehensif. Pembicaraan resmi dimulai pada hari Kamis, dua hari setelah Amerika Serikat memutuskan untuk melanjutkan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina, sebuah langkah yang mencairkan ketegangan yang sempat terjadi.
Salah satu agenda utama adalah membahas masa depan Ukraina dan Eropa, serta peran G7 di Timur Tengah. Para menteri juga akan bertukar pandangan mengenai tantangan yang ditimbulkan oleh negara-negara seperti China, Iran, dan Korea Utara, serta kerja sama untuk perdamaian di Afrika.
Kesepakatan antara Amerika Serikat dan Ukraina, yang dicapai setelah negosiasi intensif, disambut baik oleh negara-negara G7 lainnya. Hal ini memberikan dorongan baru bagi proses perdamaian di Ukraina, yang sempat terhambat akibat perselisihan antara Presiden AS saat itu, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, melakukan perjalanan dari Arab Saudi, di mana para pejabat Ukraina menyatakan kesiapan mereka untuk menerima usulan gencatan senjata selama 30 hari dalam perang melawan Rusia, yang dimulai pada Februari 2022. Rubio berharap Rusia akan memberikan respons positif terhadap usulan tersebut.
Iwaya, perwakilan dari Jepang, menekankan pentingnya perspektif Indo-Pasifik dalam diskusi. Ia juga menegaskan bahwa negara-negara G7 memiliki nilai-nilai universal yang sama, seperti demokrasi dan tujuan untuk mewujudkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka. Iwaya mengingatkan agar tidak ada perpecahan di tengah situasi internasional yang dinamis.
Para menteri G7 berencana untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang menekankan dukungan mereka terhadap upaya yang dipimpin AS untuk mengakhiri perang di Ukraina, komitmen terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan aman, serta penolakan terhadap upaya sepihak untuk mengubah status quo di wilayah tersebut dan di tempat lain.