Dari Masjid, Bumi Lestari: Kisah Inspiratif Jawa Barat

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

JAKARTA, KABARLINK.com - Eksploitasi alam yang berlebihan tanpa upaya pemulihan, proses produksi yang tidak berkelanjutan, dan kurangnya kesadaran lingkungan telah meninggalkan dampak kerusakan yang signifikan. Namun, harapan untuk perbaikan tetap ada melalui tindakan nyata dan kesadaran kolektif.

Tindakan sederhana seperti memilah sampah organik dan anorganik, berbelanja dan memasak secukupnya untuk menghindari pemborosan, mengurangi penggunaan AC yang merusak ozon, memilih peralatan hemat energi, dan menggunakan kendaraan ramah lingkungan dapat memberikan kontribusi positif.

Kombinasi antara gerakan masyarakat yang meningkatkan kesadaran lingkungan dan tindakan tegas pemerintah dalam menindak pelanggaran lingkungan akan memberikan dampak besar pada upaya pemulihan. Gerakan seperti Dari Masjid Memakmurkan Bumi yang diluncurkan pada 11 November 2017 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI), dengan inovasi seperti kran hemat air wudhu dan penggunaan ulang air wudhu, menunjukkan bagaimana nilai-nilai agama dapat diintegrasikan dengan praktik ramah lingkungan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi contoh kepemimpinan yang berwawasan lingkungan. Ketegasannya dalam menata lingkungan, termasuk pembongkaran bangunan ilegal di kawasan Puncak pada 7 Maret 2025, menunjukkan komitmennya terhadap pemulihan lingkungan. Program Eco Masjid yang kini diikuti 206 masjid, Panen Air Hujan (PAH), sumur resapan, dan inovasi lain seperti tungku bakar sampah tanpa asap, kompor biomassa, pembangkit listrik dari sampah, serta listrik tenaga surya dan biogas adalah contoh solusi terapan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama, seperti yang dipelopori oleh 345 pengurus masjid dan 588 relawan, akan memberikan dampak besar bagi perubahan dan perbaikan. Perilaku hidup berkelanjutan perlu dimiliki setiap individu. Gerakan memuliakan alam dapat dipelopori dari berbagai rumah ibadah, karena semua agama mengajarkan pentingnya menjaga planet ini untuk generasi mendatang.

Kesadaran bahwa bumi akan membalas apa pun yang kita lakukan terhadapnya seharusnya membuat kita lebih berhati-hati dalam memperlakukannya. Bumi dititipkan kepada manusia sebagai khalifah untuk mengelola, memakmurkan, dan menjaga kelestariannya. Mencintai bumi adalah tanggung jawab dan wujud syukur kepada Sang Pencipta.

Tak hanya penguasa atau pemuka agama, semua orang dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi. LSM yang menggelar aksi bersih-bersih sungai, pantai, penanaman pohon, dan hutan bakau adalah contohnya. Kini, banyak kepala daerah yang mengikuti jejak Dedi Mulyadi dalam membenahi lingkungan.

Adab manusia terhadap alam semesta sangat terkait dengan kualitas religiusitas mereka. Manusia yang menyadari tugasnya sebagai khalifah akan menjaga amanah ini sebaik-baiknya. Langkah kecil yang dilakukan bersama akan memberikan dampak besar bagi perubahan dan perbaikan, karenanya perilaku hidup berkelanjutan perlu dimiliki setiap individu.

Type above and press Enter to search.