China Jadi Guru, DPR Benahi Pangan Nasional

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

DIPLOMASI PARLEMEN – Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, memimpin delegasi dalam pertemuan dengan Komite Urusan Pertanian dan Pedesaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) China di Beijing, Jumat (23/5). Foto: ANTARA/Desca Lidya Natalia.


JAKARTA, KABARLINK.com - Komisi IV DPR RI tengah berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menggali inspirasi dari Negeri Tirai Bambu. Kunjungan kerja ke China, yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), bertujuan untuk mempelajari sistem pertanian dan regulasi yang sukses diterapkan di sana.

“Keberhasilan China di bidang pertanian ini perlu kita pelajari. Mungkin ada peraturan-peraturan mereka yang bisa membantu kami dalam menyusun undang-undang supaya bisa bermanfaat buat masyarakat pertanian kita,” ujar Titiek Soeharto kepada ANTARA, Jumat (23/05).

Fokus utama kunjungan ini adalah mencari masukan terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Komisi IV DPR RI telah bertemu dengan berbagai pihak, termasuk perwakilan chairman agriculture, untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif.

Titiek menambahkan, tim kecil akan dibentuk untuk mempelajari undang-undang pertanian China dan mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan untuk diadaptasi di Indonesia. Penyesuaian dengan kondisi dan karakteristik Indonesia menjadi prioritas utama.

Targetnya, revisi undang-undang ini dapat diselesaikan pada akhir tahun ini. Untuk itu, Komisi IV DPR RI juga menjalin komunikasi dengan universitas dan akademisi untuk mendapatkan masukan yang beragam.

Beberapa poin revisi UU Pangan yang menjadi perhatian Komisi IV DPR RI antara lain:

  • Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian
  • Inovasi teknologi pertanian
  • Penguatan kelembagaan pertanian
  • Akses pupuk bagi petani

Komisi IV DPR RI meyakini bahwa penanganan masalah pangan yang tepat dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan lain, termasuk kemiskinan. China dipilih sebagai tujuan studi karena dinilai lebih relevan dengan kondisi geografis dan demografis Indonesia dibandingkan negara-negara Eropa.

Meskipun mengakui adanya perbedaan sistem, Titiek menekankan bahwa banyak pelajaran yang dapat dipetik dari keberhasilan China. Proses hilirisasi sektor pangan menjadi salah satu poin penting yang diangkat, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah produk pangan Indonesia.

Kunjungan kerja ini melibatkan 18 anggota Komisi IV DPR RI beserta mitra kerja. Diharapkan, hasil kunjungan ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penyusunan RUU Pangan yang lebih komprehensif dan berdaya saing. (Kabarlink/Ain)

Type above and press Enter to search.