Bekasi Didera DBD: Banjir Jadi Biang Keladi?

Unveiling the Crisis of Plastic Pollution: Analyzing Its Profound Impact on the Environment

BEKASI, KABARLINK.com - Pasca banjir melanda Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan signifikan. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini, terutama karena mayoritas pasien adalah balita dan anak-anak.

Pada Kamis, 13 Maret 2025, saat meninjau RSUD Tipe D Pondokgede, Bobihoe menekankan pentingnya tindakan cepat dan terkoordinasi untuk menekan penyebaran DBD. Dinas kesehatan dan puskesmas harus bertindak cepat untuk melakukan langkah antisipasi supaya tidak terjadi penambahan kasus DBD, tegasnya.

Pemerintah Kota Bekasi menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk fokus pada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap lingkungan dan rumah tangga. Camat dan lurah diminta berkoordinasi dengan pengurus RW dan RT untuk memastikan tidak ada lokasi yang terlewat dari pemantauan, terutama tempat-tempat kosong atau rumah yang ditinggalkan pemiliknya.

Selain itu, Bobihoe juga menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi intens di tujuh tatanan, pemukiman, tempat kerja, tempat pengelolaan makanan, sarana kesehatan, institusi kesehatan, tempat umum dan sarana olahraga.

Banjir yang surut menyisakan lumpur tebal dan puing-puing sampah, menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Warga sekitar khawatir tumpukan sampah akan menghambat aliran air dan memicu banjir susulan, terutama mengingat intensitas hujan yang masih tinggi di wilayah Bogor.

Kepala BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, menyatakan bahwa Pemkot Bekasi telah memberikan bantuan kebutuhan dasar, termasuk air mineral dan makanan siap saji, kepada warga terdampak sejak Rabu, 12 Maret 2025. Namun, penanganan sampah dan lumpur menjadi prioritas utama untuk mencegah penyebaran DBD.

Selain fokus pada penanganan DBD, pemerintah daerah juga terus mengelola dan mendistribusikan bantuan dari berbagai pihak melalui kecamatan dan kelurahan. Bobihoe berharap semangat kerja sama dari semua pihak dapat mengatasi masalah DBD ini. Jangan kalah dengan DBD, harus yakin kita bisa selesaikan kasus tersebut secara bersama, imbuhnya.

Tumpukan sampah juga ditemukan di bawah jembatan Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Jumat, 7 Maret 2025. Mayoritas sampah merupakan limbah rumah tangga yang bercampur puing-puing bangunan yang rusak akibat banjir.

Baca Juga:

Type above and press Enter to search.